Sunday, 8 June 2014

Review VIVA JKT48

Datanglah ke bioskop/theater bukan sebagai movie critics, datanglah sebagai wota bila anda seorang wota atau bila bukan wota anggap saja hanya mencari hiburan karena ini film hi(li )buran.

Ketika kita mendengar VIVA JKT48 dibuat tentu saja pikiran kita melayang bahwa film ini akan sangat JKT48 , di tampilkan banyak member, member punya banyak adegan, pokoknya film itu punya member kalau bisa sampai pemeran sampingan hingga antagonis dan kenyataannya itu SALAH, dan saya SETUJU Awi Suryadi mentreatment film ini malah yang seperti saya pikirkan.

Sebelum menonton VIVA JKT48, saya sempat melihat beberapa review ada yang sumbang karena waktu produksi yang mepet, keluhan soal editing segala macem ada pula yang netral, saya pun tahu ada karakter wota yang dilibatkan disana hingga saya berpikiran kalau saya jadi Awi Suryadi saya akan bikin 3 wota yang gak terlalu mainstream dengan wota kebanyakkan maka saya akan ajak Nicholas Saputra, Vino G Bastian dan Reza Rahardian sebagai pemeran wota terus membernya hanya sampingan jadi ceritanya lebih ke wota daripada JKT48 itu sendiri.

Dan ketika saya menonton DOR !!! Awi Suryadi melakukan seperti yang saya harapkan, hanya saja yang main bukan 3 aktor yang saya sebutkan :))) tapi secara keseluruhan film ini memang menghibur (wota).

Film ini dibuka dengan eye catching dengan koper tertutup dan para bidadari idol itu pun membuka resleting baju koper dibumbui dengan para stand up komedian membawa film ini ke jalur yang benar (ini film hiburan) -- lupakan keluhan soal sayuran yang berjatuhan di Fx (itu hanya dramatisasi) -- lupakan soal bencong di lampu merah yang menjatuhkan ekspetasi (bencongnya cinta JKT48 ) --- dan ada beberapa fans service paha.

Saya tidak jadi mereview akting member karena memang tidak ada yang bisa direview dialog mereka kosong bolong paling hanya adegan Melody dan Bob yang menurut saya memorable klo dialog mereka tidak diteruskan ketika Melody bicara " Kita ngasih apa ke kalian ?" saya berdoa Bob tidak usah menjawab dan langsung diganngu oleh para temannya.

Overall 3 (pemeran utama) wota di film melakukan pekerjaan mereka dengan baik. Congrats. Dan member harus segera upgrade kemampuan berakting mereka masa mau jadi sampingan mulu yang dialognya itu-itu aja :)

Best regards,

MatsuThinks

Friday, 18 April 2014

#3 : WOTA


Eagle Awards Documentary semalam  menghadirkan fenomena wota dengan tajuk "Idolaku, Jiwa Ragaku" menampilkan dua orang wota atau fans JKT48 atau apalah toh tak mempengaruhi identitas mereka sebagai seorang manusia.

Pada video tersebut pertama di tampilkan seorang wota yang masih belia, masih bersekolah dan belum punya penghasilan sendiri, gambaran umum remaja indonesia pada umumnya. Sosok pertama ini menjalani hobi idol karena dua alasan yang bisa ditangkap dari ucapannya yaitu karena JKT48 itu grup yang unik dalam performance mereka di panggung beramai-ramai dan ada kedekatan antara fans dengan idola berkaitan dengan event-event yang diadakan pihak official untuk mendekatkan fans dengan seorang idola. Yang kedua, karena melalui JKT48 ia bisa mendapatkan banyak teman. Dibalik cerianya ia menjalankan hobi ngidol, ditampilkan pula ibu dari si wota yang berkeluh kesah tentang hobi sang anak yang menurut ibu secara subektif tak mampu ia ikuti secara logika meski sang anak berucap bahwa ia tahu prioritas. Jika mau merenung sedikit saja pembaca mungkin bisa menangkap apa yang saya tulis diatas.

Kedua, ditampilkan seorang wota yang memang wara wiri di dunia twitter dan banyak di kenal dalam fandom JKT48, melalui wejangan-wejangannya dan mungkin juga karena tidak disukai sebagian wota karena umurnya yang tidak compatible untuk menjalani hobi yang demikian, yang di negeri ini pada umumnya fans JKT48 di huni oleh remaja. Dalam video tersebut wota ini menampilkan sedikit curhat bagaimana posisinya di fandom JKT48 yang kontras dengan kondisi keluarga dan pekerjaannya yang menerima dirinya dengan hobi tersebut.

Eagle Awards Documentary

Video Idola ku, Jiwa Ragaku via Youtube


Best regards,

@MatsuThinks

Saturday, 12 April 2014

#2 : Sendy


Ahh postingan kedua untuk blog saya yang baru buka kemarin ini. Tentu saja yang akan dibahas member-member favorit (punya potensi) aka oshimen menurut saya.  Namanya juga menurut saya tentu akan banyak hal-hal yang tidak sesuai dengan pandangan anda.

Pertama tentu saja yang akan dibahas member yang tingginya sama dengan "The Face of JKT48" berinisial M namun tinggi badan dan nasib mereka berdua bertentangan yaitu Sendy. Member yang berhasil menangkap hati beberapa fans dengan suara dan kerja kerasnya di theater. Saya lebih suka mengungkapkan Sendy beratribut demikian sesuai dengan kemampuan dia mengolah vokalnya secara backgroundya adalah penyanyi kemudian yang paling fenomenal adalah dia seorang member yang paling tinggi kehadirannya di theater seolah-olah hidup dia ada di theater JKT48 namun tingkat kehadirannya tidak berjalan lurus dengan tingkat kepopulerannya diantara fans. Namun Sendy tetap berlari meski beberapa member mulai bertumbangan baik karena memang tidak populer sehingga mencari peruntungan di luar, tidak tahan dengan tekanan dan lingkungan JKT48 dan banyak hal yang fans tidak ketahui alasan seorang member keluar dari 48 grup. Sekali lagi Sendy tetap berlari dengan angka kehadirannya di theater, mungkin suatu hari dia akan tercatat sebagai legend di theater karena akan susah mengejar angkanya jika ia tetap konsisten bersikap demikian.

Usaha keras tak akan mengkhianati, lirik yang sangat terkenal ini saya lekatkan juga kepada Sendy, setelah beberapa single bentukkan manajemen ia tak pernah diikutkan akhirnya namanya pun masuk dalam single Flying Get, masuk dalam Pajama Drive Revival dengan voting yang minim di unit song yang minim peminat dan  masuk sebagai model di kalender 2014 kemudian mewakili Indonesia di Festival Indonesia di Roppongi, Jepang merupakan bentuk bahwa Sendy masih bisa survive di JKT48 untuk beberapa tahun lagi.

Meskipun ia akan lulus sebagai member JKT48 dengan tingkat populer yang minim, ia punya pondasi yang cukup untuk menerjang industri hiburan bermodalkan vokal yang ia kadang tunjukkan jika diminta. Tentu saja mentalnya pun sudah ada dari panggung kecil hingga panggung JKT48 menunjukkan ia seorang performer dengan etos kerja keras yang cukup tinggal waktu dan kesempatan saja yang membuat Sendy akan punya nama sendiri di industri hiburan.

Tetaplah bernyanyilah Sendy hingga kau tak mampu menghasilkan nada!



Best regards,

@MatsuThinks

#1 : Introduction


Kembali menulis, mungkin begitu tepatnya setelah sekian lama tidak menulis sesuatu di dunia maya. Yang ditulis juga tidak jauh-jauh dari dunia idol (dunia yang kalau sudah dimasukin akan sulit untuk ditinggalkan-terdengar-mengerikan) tapi tidak berefek buruk pada kesehatan hanya pada keuangan (tidak berlaku untuk sebagian orang).

Mengenal dunia idol sejak tahun 2007, Morning Musume, grup idol yang kukenal melalui teman semenjak jaman SMP dan kini berlanjut produk Jepang yang dibranding secara lokal, JKT48. Nama terakhir ini yang akan banyak wara wiri di blog ini selain memang banyak yang bisa dibahas dan paling mudah mengundang pengunjung LOL.

Akun google dan twitter ku pun awalnya memang didedikasikan grup idol lokal tersebut. Awalnya akun tersebut kubuat untuk siaran radio amatir berisikan lagu-lagu AKB48 dan JKT48 (tentu saja hasil download semua) namun seiring berjalan waktu kegiatan siaran radio itu melelahkan, selain harus ditongkrongin melulu juga pendengarnya pun tak kunjung bertambah hingga software siaran yang expired dan banyak kendala teknis lainya LOL. By the way sempat direply lho sama Ayana (ngerasa diwaro).

Akhirnya akun tersebut berganti nama jadi "MatsuThinks" akun blabbing tentang JKT48 yang berbicara tentang JKT48 seenak dengkul tanpa perasaan mengiris hati merobek daging padahal ketemu saja tidak pernah tapi masih bisa menulis seenak jidat hingga akhirnya bisa bertemu di sebuah konser yang tidak bisa dinikmati.

Semoga tulisan saya bisa dinikmati kalaupun tidak bisa dinikmati anggap saja anda tidak pernah membaca tulisan saya LOL.


Best Regards,

@MatsuThinks